Sumber:Selasar.com |
Bonus Demografi dicirikan dengan banyaknya jumlah penduduk usia produktif dibandingkan dengan usia non-produktif. Ini menyebabkan angka ketergantungan penduduk non- produktif lebih rendah dan produktivitas kerja lebih tinggi. Saat ini Indonesia telah memasuki bonus demografi, ini dapat dilihat dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga jumlah penduduk serta kondisi ekonomi yang mulai menyamai Brazil, Rusia dan India. Diperkirakan Indonesia akan mencapi puncak dari bonus demografi pada tahun 2030-2045.
Walaupun bonus demografi berpotensi menjadikan Indonesia menjadi
negara yang maju, namun dapatkah kita memanfaatkan bonus demografi ini dengan
baik? Dapatkah kita mengoptimalkan bonus demografi ini agar bonus demografi
benar-benar menjadi bonus bagi Indonesia dan bukan malah bencana?
Bonus Demografi, Sebuah
Berkah bagi Indonesia
Kereta Maglev, Kereta tercepat di Shanghai, Cina, merupakan salah satu kereta yang tercanggih saat ini. Sumber: samudro.wordpress.com |
Jika Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi ini dengan
baik, maka tanah air kita akan mengalami peningkatan pesat dalam pertumbuhan
ekonomi seperti halnya negara-negara yang maju. Bahkan menurut HSBC Global
Research, adanya bonus demografi membawa dampak yang positif bagi Indonesia.
Salah satunya adalah meningkatnya minat investasi asing ke Indonesia.
Indonesia juga dikenal dengan negara yang kaya akan sumber
daya alam, jika rakyat kita pandai-pandai berusaha dan berkarya maka bukan
hanya pengusaha asing tapi pengusaha dalam negeri juga dapat memanfaatkan bonus
demografi ini. Hal ini akan meningkatkan pendapatan per kapita di negeri kita.
Selain itu, bonus demografi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan karena melimpahnya jumlah penduduk usia kerja sehingga akan
menguntungkan pembangunan di Indonesia.
Bonus demografi memang berpotensi memajukan sebuah negara. Namun
perlu di ingat ini hanyalah ‘potensi’, berhasil atau tidaknya bonus demografi
tergantung dengan persiapan negara itu sendiri dalam mempersiapkan generasi
produktifnya. Jika Bonus demografi ini tidak dipersiapkan dengan baik, maka
bonus demografi akan menjadi suatu bencana sosial bagi negara tersebut.
Saat ini juga dikhawatirkan ada beberapa provinsi di
Indonesia yang terancam tidak akan mengalami bonus demografi, yaitu Papua,
Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku. Menurut Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bencana ini dapat terjadi karena
pemerintaha gagal menekankan tingkat kelahiran pada pasangan usia subur.
Sehingga penduduk berusia 0 – 14 tahun lebih banyak dari penduduk berusia
produktif, ini akan menyebabkan meningkatnya rasio kertergantungan.
Penyebab lain yang mengancam gagalnya bonus demografi adalah
jumlah penduduk produktif yang semakin berkurang. Adanya penyakit HIV/ AIDS
yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya, kasus gizi pada bayi yang dapat
mengakibatkan meningkatnya tingat kematian bayi ataupun mengancam bayi yang
kekurangan gizi tumbuh menjadi anak yang memiliki keterbelakangan dan juga narkoba
yang mengancam mentalitas bahkan nyawa generasi muda dapat menyebabkan
Indonesia kehilangan generasi produktif yang berpotensi menggerakkan ekonomi di
negeri ini.
Masalah di tanah air kita yang juga mengancam terwujudnya
bonus demografi yakni adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia dan sedikitnya
lapangan kerja yang sesuai bagi mereka sehingga dapat menyebabkan pengangguran.
Keberadaan kita, para generasi muda, yang seharusnya dapat menumbuhkan segala
sekor pembangunan pada era Bonus demografi dapat menjadi sebaliknya jika kita
tidak dapat bersaing ataupun kita tidak produktif dalam dunia kerja.
Padahal hal ini tidak akan terjadi jika para generasi muda
mendapatkan pendidikan yang tinggi karena selain dapat membuka lebih banyak
kesempatan bekerja, kita juga dapat bersaing dengan dunia Internasional.
Menyongsong Bonus Demografi
Agar bonus demografi tidak menjadi bencana sosial bagi
Indonesia melainkan membawa berkah bagi negeri kita ini, maka harus kita ketahui
bahwa era bonus demografi ini sangat membutuhkan persiapan dan kerjasama dari
semua sektor untuk mewujudkan kesempatan emas ini. Tentunya kaum masyarakat
juga dapat ikut membantu dalam projek besar ini.
Mengendalikan pertumbuhan penduduk
dengan mengikuti program KB.
Meningkatnya angka
fertilitas berarti meningkat juga penduduk usia di bawah 15 tahun, ini akan
meningkatkan angka kertergantungan usia non-produktif. Untuk menghindari itu,
dianjurkan peran keluarga agar tidak mempunyai anak tidak lebih dari dua karena
banyak anak tidak tentu sejahtera.
Sebenarnya ada banyak lagi hal yang dapat kami lakukan dalam mempersiapkan bonus demografi,
tetapi yang terpenting adalah kita, para generasi muda, harus mengetahui bahwa kita adalah penerus bangsa dan akan menjadi penggerak pertumbuhan dan pengembangan di dalam negara. Maka berbanggalah pemuda pemudi Indonesia dan mari kita sama-sama berjuang membangun masa depan negeri ini!
Mempersiapkan generasi muda kita.
Dengan meningkatnya usia
produktif, maka Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia. Sumber daya
manusia kita haruslah berkualitas agar dapat bersaing dengan angkatan kerja
dari luar negri.
Mempersiapan
kebijakan seperti memperkuat investasi di bidang kesehatan, pendidikan maupun
ketenagakerjaan.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah
seharusnya membantu keluarga yang berpenghasilan rendah untuk menyekolahkan
anak-anaknya serta memperpanjang wajib belajar menjadi 12 tahun. Dari bidang
kesehatan, harus ditekankan nutrisi yang baik untuk si ibu yang hamil dan juga
pada anak-anaknya agar anak dapat menghindari kecacatan atau keterbelakangan. Sedangkan
dari bidang ketenagakerjaan, dari pihak pemerintah terus mendukung industri
padat karya, pertanian, industri kreatif serta industri mikro, kecil dan
menengah..
Narkoba, merokok, seks bebas, dan
pengaruh negatif lainnya dapat merusak para generasi muda. Untuk itu, mulailah
berkata tidak jika seandainya ada pengaruh teman atau sekeliling kita yang
mengajak kita untuk melakukan hal-hal yang negatif.
Jadilah
individu yang kreatif, gigih berusaha dan berkarya
Untuk dapat bersaing dengan negara
lain, Indonesia harus dapat menghasilkan individu-individu yang kreatif, gigih berusaha
dan berkarya. Sebagai seorang individu jika kita dapat berpikir kreatif dan
memiliki jiwa kewirausahaan maka kita dapat membuka lapangan kerja sendiri dan
otomatis kita akan berkontribusi terhadap bidang ketenagakerjaan di Indonesia.
Sebenarnya ada banyak lagi hal yang dapat kami lakukan dalam mempersiapkan bonus demografi,
tetapi yang terpenting adalah kita, para generasi muda, harus mengetahui bahwa kita adalah penerus bangsa dan akan menjadi penggerak pertumbuhan dan pengembangan di dalam negara. Maka berbanggalah pemuda pemudi Indonesia dan mari kita sama-sama berjuang membangun masa depan negeri ini!